Senin, 11 November 2013

Deutsch : Essen und Trinken (Bahasa Jerman : Makanan dan Minuman)


Mehr als Brot und Bier


Für jeden Geschmack ist etwas dabei

Bei Frankreich denken einige von Ihnen vielleicht an Wein, bei Italien an Pasta, bei Japan an Sushi – aber was fällt Ihnen zur deutschen Küche ein? Eisbein mit Sauerkraut? Weißwürste? Spätzle? Ja und nein.
Ja, weil die deutsche Küche tatsächlich so deftig sein kann wie ein gepökeltes Eisbein. Und nein, weil es „die“ deutsche Küche gar nicht gibt – sie wandelt sich fortwährend durch die vielfältige Zusammensetzung der Bevölkerung und sie unterscheidet sich von Region zu Region und ist damit ungefähr so divers wie die Palette an Bier- und Brotsorten.

In Deutschland legt man viel Wert auf gutes Brot, es gibt daher rund 300 verschiedene Brotsorten – mehr als irgendwo sonst auf der Welt. Der Ursprung für diese Vielfalt ist übrigens die deutsche Kleinstaaterei in den vergangenen Jahrhunderten. Damals bestand das heutige Land aus zahlreichen kleinen Herzogtümern und unabhängigen Städten, in denen jeder Bäcker sein eigenes Brot herstellte. Dass es in Deutschland mehr als 1.300 Brauereien gibt, die zusammen über 5.000 verschiedene Biere brauen – auch das macht uns kein anderes Land nach. Doch bevor irgendwelche Missverständnisse aufkommen: Weltmeister im Biertrinken sind die Deutschen nicht. Dafür kennen sie sich auch mit Wein aus: In Deutschland werden circa 9 Millionen Hektoliter Wein im Jahr erzeugt.

Regionale Küche

Manche sagen, die deutsche Küche habe auch deshalb einen so starken regionalen Charakter, weil die Bundesrepublik gleich an neun andere Staaten grenzt und von jedem etwas übernommen hat. Da ist etwas dran.

Im Saarland zum Beispiel ist der Einfluss der französischen Küche unverkennbar – zum Beispiel beim Cross-Over-Gericht Lyoner Stroganoff, eine Kombination aus französischer Fleischwurst, Gurken, Zwiebel, Champignons und Paprika. Die Küche in Schleswig-Holstein und Hamburg wiederum hat die eine oder andere Gemeinsamkeit mit der dänischen – zum Beispiel beim Labskaus, gepökeltes oder frisches Rindfleisch, das mit Kartoffeln, Hering / Rollmops, Zwiebeln, Roten Beten und Spiegelei angerichtet wird. In Bayern steht vielfach der österreichische Palatschinken als Dessert auf der Speisekarte – ein dünner, süß gefüllter Eierpfannkuchen.


Die Lieblingsessen der Deutschen

Fragt man die Deutschen nach ihren Lieblingsgerichten, dann spielt die geografische Nähe keine Rolle mehr. Denn ganz oben auf der Rangliste der beliebtesten Hauptspeisen stehen Spaghetti Bolognese und Pizza.
Mit Italien aber teilt sich Deutschland genauso wenig eine Grenze wie mit der Türkei, aus der wiederum der Lieblingssnack der Deutschen kommt, der Döner. Jedenfalls fast: Denn als Erfinder des Döners, mariniertes Grillfleisch mit Gemüse im Fladenbrot, gilt zwar der Türke Kadir Nurman – kreiert aber hat Nurman seinen ersten Döner 1972 nicht in Istanbul, wo er aufgewachsen ist, sondern in Berlin, wo er vor seiner Döner-Karriere als Monteur für Druckmaschinen gearbeitet hatte.

Zwischen Sternen und Imbiss: Die Restaurantszene

So ist sie also, die deutsche Küche: Divers. Hier findet jeder etwas für seinen Geschmack. Gelegenheiten, abwechslungsreich zu essen, gibt es jedenfalls genug.

Allein in der Hauptstadt Berlin findet man über Internetportale fast 190 italienische Restaurants, hinzukommen 64 französische Restaurants, 36 indische, 30 spanische, 29 chinesische, 26 griechische, 23 thailändische, 10 mexikanische, 8 russische und und und. Die Hunderten Imbisse, Cafés und Kneipen mit ausländischer Küche sind da noch nicht einmal mitgezählt. Insgesamt gibt es in Deutschland rund 125.000 Restaurants, Gaststätten und Cafés – da ist für jeden etwas dabei. Und zwar auch für Feinschmecker. Laut der Gourmet-Bibel Guide Michelin hatte Deutschland im Jahr 2011 insgesamt 237 Sterne-Restaurants – mehr als je zuvor. Außerdem ist Deutschland nach Frankreich das Land mit den meisten Drei-Sterne-Restaurants in Europa.

Gesunde Alternative: Ökologische Lebensmittel

Um gut zu essen, muss man nicht unbedingt in ein Restaurant gehen. Es geht auch am eigenen Herd – mit guten und gesunden Zutaten. Ökologische Lebensmittel, die Bio-Produkte, werden immer beliebter in deutschen Supermärkten.
Es gibt rund 56.000 Artikel mit staatlichem Bio-Siegel nach strenger Klassifizierung. Das heißt, die Lebensmittel dürfen weder mit chemischen Pflanzenschutzmitteln behandelt noch gentechnisch verändert sein und Fleisch darf nur aus artgerechter Tierhaltung stammen.

Apropos Fleisch: Als deutsches Nationalgericht wird manchmal die Currywurst genannt. Das liegt wahrscheinlich daran, dass die Deutschen jedes Jahr rund 800 Millionen davon verspeisen. Typisch deutsch ist die Currywurst von den Zutaten jedenfalls nicht, denn selbst wenn die Bratwurst aus Deutschland stammt, wird die Sauce auf Basis von Ketchup oder Tomatenmark mit einer indischen Gewürzmischung aus Koriander, Pfeffer und Kurkuma hergestellt.

Geografi : Litosfer


Struktur Lapisan Kulit Bumi (litosfer)
Pertama tama perlu anda ketahui bahwa kata lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km.

Perlu anda pahami bahwa yang dimaksud batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu dalam kehidupan sehari hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil dan sebagainya.
Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal dari di bawah samudra.

Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:
a. Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun
dari lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum besi) jari jari barisfer +- 3.470 km.
b. Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km. Lapisan
ini disebut juga asthenosfer mautle/mautel), merupakan bahan cair bersuhu
tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3.
c. Lithosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan
ketebalan 1200km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.

Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:
1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL 2 O3.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua.
Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35km.

Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
- Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit
di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
- Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di
laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra

2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun
oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2
dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada
lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro
magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat
elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .

Perhatikan gambar penampang bumi berikut ini:



                                                        Gambar 04.01 Penampanmg bumi.

1. Batuan pembentuk lithosfer
Pada lithosfer terdapat tiga jenis batuan yaitu:
a. Batuan beku
b. Batuan sedimen
c. Batuan metamorf
Semua batuan pada mulanya dari magma
Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi.
Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah
mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian
menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun
lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta aktifitas
tumbuhan dan hewan.

Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan
ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut
batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat
berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan
temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan
atau batuan metamorf.

Untuk lebih memahami jenis-jenis batuan perhatikan uraian berikut:
a. Batuan Beku
Ada dua macam batuan beku, yaitu batuan beku dalam (contohnya batu
granit), dan batuan beku luar (contohnya batu andesit ). Untuk mengetahui
ketepatan batuan jenis batuan harus dilakukan uji laboratorium dengan
menggunakan mikroskop untuk melihat bentuk kristal batuanya. 


                                                 Gambar 04.02 jenis jenis batuan beku



b.    Batuan sedimen
Ada beberapa macam batuan sedimen, yaitu batuan sedimen klastik, sedimen kimiawi dan sedimen organic. Sedimen klastik berupa campuran hancuran batuan beku, contohnya breksi, konglomerat dan batu pasir. Sedimen kimiawi berupa endapan dari suatu pelarutan, contohnya batu kapur dan batu giok. Sedimen organic berupa endapan sisa sisa hewan dan tumbuhan laut contohnya batu gamping dan koral. 


 

Gambar 04 03 jenis jenis batuan sedimen

c.   Batuan Malihan (Batuan Metamorf)
Batuan malihan atau metamorf adalah batuan yang berubah bentuk.
Contohnya kapur (kalsit) berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit. 



 


Gambar 04.04. jenis jenis batuan metamorf

2.   Pemanfaatan lithosfer
Lithosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan memiluki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Litosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman. Manusia melakukan aktifitas di atas lithosfer.
Selanjutnya lithosfer bagian bawah mengandung bahan bahan mineral yangsangat bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan mineral atau tambang yang berasal dari lithosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.

Melihat manfaat Litosfer yang demikian besar tersebut sepantasnyalah kita selalu bersyukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Pendidikan Agama Islam : Penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih


Kejatuhan Konstantinopel (Bahasa Turki: İstanbul'un Fethi ) adalah penaklukan ibu kota Kekaisaran Romawi Timur, yang terjadi setelah pengepungan sebelumnya, di bawah komando Sultan Utsmaniyah yang berumur 21 tahun, yaitu Muhammad al-Fatih, melawan tentara bertahan yang dikomandoi oleh Kaisar Bizantium Konstantinus XI. Pengepungan berlangsung dari Jumat, 6 April 1453 - Selasa, 29 Mei 1453 (berdasarkan Kalender Julian), ketika kota itu ditaklukkan oleh Utsmaniyah.

Penaklukan Konstantinopel (dan dua wilayah pecahan lainnya segera setelah itu Bizantium) menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi, sebuah negara yang telah berlangsung selama hampir 1.500 tahun, itu juga merupakan pukulan besar untuk Kristen. Intelektual Yunani dan non-Yunani Beberapa meninggalkan kota sebelum dan sesudah pengepungan, migrasi terutama ke Italia. Dikatakan bahwa mereka membantu penanda dimulainya Renaisans. Itu juga merupakan beberapa tanda akhir Abad Pertengahan oleh jatuhnya kota dan kekaisaran.

Pergantian kekuasaan dari Kekaisaran Romawi Timur kepada Kesultanan Utsmaniyah ini menyebabkan jalur perdagangan antara Eropa dan Asia Barat di Laut Tengah terputus. Orang-orang Eropa tidak lagi datang ke Konstantinopel dan Venesia yang merupakan pelabuhan transit dalam perdagangan antara Asia dan Eropa. Suplai rempah-rempah untuk dunia Kristen yang dulunya bisa didapatkan di Konstantinopel tidak tersedia lagi karena konflik antar agama Kristen dan Islam. Para pedagang terpaksa mencari jalur lain ke sumber rempah-rempah dan hal tersebut membawa bangsa Eropa ke kepulauan Nusantara yang pada akhirnya membuat bangsa Belanda menjajah Nusantara selama 350 tahun lamanya.
Kemunduran perdagangan di Laut Tengah juga berdampak terhadap perekonomian. Wilayah di sekitar Laut Tengah yang semula ramai dikunjungi para pedagang dari timur yang membawa rempah-rempah jadi sepi. Hal ini menyebabkan keguncangan perekonomian di sekitar Laut Tengah (Mediterania).


Ilustrasi Penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih

Bahasa Indonesia : Karya Sastra Melayu Klasik


Sastra Melayu Klasik bermula pada abad ke-16 Masehi. Semenjak itu sampai sekarang gaya bahasanya tidak banyak berubah.
Dokumen pertama yang ditulis dalam bahasa Melayu klasik adalah sepucuk surat dari raja Ternate, Sultan Abu Hayat kepada raja João III di Portugal dan bertarikhkan tahun 1521 Masehi.


Contoh salah satu Karya Sastra Melayu Klasik

MENGIDENTIFIKASI KARAKTRISTIK DAN STRUKTUR UNSUR INTRINSIK SASTRA MELAYU KLASIK

Karya sastra Melayu Klasik atau karya sastra Indonesia lama/kuno adalah karya sastra yang berkembang pada zaman masyarakat tradisional yang hidup dan berkembang secara turun-temurun. Dalam periodisasi sastra Indonesia, karya sastra Melayu Klasik termasuk karya sastra yang dihasilkan oleh para sastrawan periode abad ke-18 hingga paruh pertama abad ke-19. Namun, sebenarnya, tidak ada ukuran pasti mengenai tahun lahir dan berkembangnya. Pada umumnya, karya-karya sastra Melayu Klasik disampaikan dari mulut ke mulut dengan bahasa lisan dalam bentuk “tembang” atau lagu.

MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KARYA SASTRA MELAYU KLASIK

Jika kita perhatikan, karya sastra pada masing-masing periode atau angkatan mempunyai karakter yang berbeda-beda. Karakter tersebut dipengaruhi oleh banyak hal, antra lain adat istiadat, kepercayaan, keadaan masyarakat, pemerintahan, pendidikan, hukum/norma, kebudayaan, bahasa, dan pengaruh masyarakat lain. Secara ringkas, karakteristik karya sastra Melayu Klasik sebagai berikut:
1.      Bentuk: puisi terikat: Pantun, syair, mantra, bidal, seloka, gurindam
 Prosa: dongeng, tambo, hikayat, cerita panji, kaba, legenda
2.      Bahasa: arab Melayu, Melayu tradisional, daerah
3.      Tema: kaku, istanasentris, adat istiadat, mistis
4.      Dipengaruhi: Kehidupan tradisi, kesetiaan terhadap adat istiadat, kebudayaan daerah, sastra Hindu dan Islam
5.      Sifat masyarakat: statis, perubahan sangat lambat  
6.      Sifat kaya sastra: statis, baik bentuk maupun temanya
7.      Sifat isi: khayal atau fantasi
8.      Pengarang: anonym, tak dikenal
9.      Penyajian: lisan dan tertulis, tetapi sebagian besar secara lisan
10.  Gaya: menggunakan bahasa klise
11.  Isi/amanat/pesan: pendidikan, pelipur lara, kepahlawannan, mite, legenda
12.  Tokoh: manusia, tumbuhan, binatang

Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Kaya Sastra Melayu Klasik
Setiap karya sastra dibangun oleh dua unsur utama, yaitu unsure intrinsic dan unsure ekstrinsik. Unsur intrinsic adalah unsure yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun karya sastra dari luar.
Unsur intrinsic prosa adalah sebagi berikut:
1.      Tema: Masalah yang dibahas
2.      Amanant: pesan moral yang ingin disampaikan penulis
3.      Alur: rangkaian peristiwa yang membentuk jalan cerita.
Berdasarkan waktu, alur dapat dibagi menjadi:
a.       Alur maju: kejadian sekarang ke masa depan
b.      Alur mundur: kejadian dulu ke masa sekarang
c.       Alur campuran: gabungan alur maju dan mundur
4.      Latar: latar tempat, suasana, waktu terjadinya peristiwa
5.      Sudut pandang: cara penulis untuk menyampaikan cerita dengan menggunakan sudut pandang orang pertama atau ketiga.
6.      Penokohan: penetapan TU dan TT serta penampilan wataknya.
7.      Gaya bahasa: pilihan kata dan struktur kalimat yang digunakan pengarang

Geografi : Rasi Bintang


Suatu rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam. Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.
Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.
Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.
Beragam pola-pola lainnya yang tidak resmi telah ada bersama-sama dengan rasi bintang dan disebut asterisma, seperti Bajak (juga dikenal di Amerika Serikat sebagai Big Dipper) dan Little Dipper.

Contoh salah satu rasi bintang.

Tahukah anda ada berapa banyak jumlah dari Rasi Bintang yang ada di Jagat Raya ini? Pada sidang umumnya yang pertama tahun 1922, Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union) atau yang disingkat IAU secara resmi mengadopsi daftar modern 88 rasi. Dalam sidang umum tersebut diputuskan juga penggunaan secara eksklusif nama latin dan singkatan dengan tiga huruf dalam penyebutannya. Namun di sini hanya akan ditampilkan nama-nama Rasi Bintang itu serta artinya saja. Berikut nama-nama ke-88 Rasi Bintang itu serta artinya dalam bahasa Indonesia: 
  1. Andromeda (Putri Andromeda)
  2. Antlia (Pompa Air) 
  3. Apus (Cendrawasih) 
  4. Aquarius (Pembawa Air) 
  5. Aquila (Elang) 
  6. Ara (Altar) 
  7. Aries (Domba Jantan) 
  8. Auriga (Sais Kereta Perang) 
  9. Bootes (Pengembala) 
  10. Caelum (Pahat) 
  11. Camelopardalis (Jerapah) 
  12. Cancer (Ketam) 
  13. Canes Venatici (Anjing-anjing Pemburu) 
  14. Canis Major (Anjing Besar) 
  15. Canis Minor (Anjing Kecil) 
  16. Capricornus (Kambing Laut) 
  17. Carina (Lunas Kapal Argo) 
  18. Cassiopeia (Ratu Ethiopia) 
  19. Centaurus (Centaur) 
  20. Cepheus (Raja Ethiopia) 
  21. Cetus (Ikan Paus) 
  22. Chamaeleon (Bunglon) 
  23. Circinus (Kompas) 
  24. Columba (Merpati) 
  25. Coma Berenices (Rambut Berenice) 
  26. Corona Australis (Mahkota Selatan; Yunani Kuno - Ptolemaeus) 
  27. Corona Borealis (Mahkota Utara) 
  28. Corvus (Burung Gagak) 
  29. Crater (Cangkir) 
  30. Crux (Salib Selatan) 
  31. Cygnus (Angsa) 
  32. Delphinus (Lumba-lumba) 
  33. Dorado (Ikan Todak) 
  34. Draco (Naga) 
  35. Equuleus (Kuda kecil) 
  36. Eridanus (Sungai) 
  37. Fornax (Tungku) 
  38. Gemini (Kembar) 
  39. Grus (Burung bangau) 
  40. Hercules (Hercules, anak Zeus) 
  41. Horologium (Jam) 
  42. Hydra (Naga laut) 
  43. Hydrus (Ular air) 
  44. Indus (Indian) 
  45. Lacerta (Kadal) 
  46. Leo (Singa) 
  47. Leo minor (Singa kecil) 
  48. Lepus (Kelinci) 
  49. Libra (Timbangan) 
  50. Lupus (Serigala) 
  51. Lynx ( Lynx) 
  52. Lyra (Harpa) 
  53. Mensa ( Meja) 
  54. Microscopium (Mikroskop) 
  55. Monoceros (Kuda Bertanduk) 
  56. Musca (Lalat) 
  57. Norma (Timabangan Datar) 
  58. Octans (Oktan) 
  59. Ophiucus (Tangan Naga) 
  60. Orion (Pemburu) 
  61. Pavo (Merak) 
  62. Pegasus (Kuda bersayap) 
  63. Perseus (Perseus) 
  64. Phoenix (Phoenix) 
  65. Pictor (Kuda-kuda) 
  66. Pisces (Ikan) 
  67. Piscis Austrinus (Ikan Selatan) 
  68. Puppis (Buritan kapal Argo) 
  69. Pyxis (Kompas kapal Argo) 
  70. Reticulum (Jaring) 
  71. Sagitta (Anak Panah) 
  72. Sagittarius (Pemanah) 
  73. Scorpius (Kalajengking) 
  74. Sculptor (Alat Pemahat) 
  75. Scutum (Perisai) 
  76. Serpens (Ular) 
  77. Sextans (Sekstan) 
  78. Taurus (Lembu Jantan) 
  79. Telescopium (Teleskop) 
  80. Triangulum (Segitiga) 
  81. Triangulum Australe (Segitiga Selatan) 
  82. Tucana (Burung tukan) 
  83. Ursa Major (Beruang Besar) 
  84. Ursa Minor (Beruang Kecil) 
  85. Vela (Layar Kapal Argo) 
  86. Virgo (Sang Perawan) 
  87. Volans (Ikan Terbang) 
  88. Vulpecula (Rubah)